Selamat Datang di Website Lembaga Pers Mahasiswa Urindo, LPMU "Respati News"

Sabtu, 24 Maret 2012

Universitas Respati Indonesia 2011 - 2012

Tata Pamong Rektorat dan pejabat ormawa
Universitas Respati Indonesia 2011 - 2012

Tata Pamong Rektorat

Rektor Universitas Respati Indonesia
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, SKM, M.Comm.H

Wakil Rektor Bidang Akademik (Warek. Akademik) URINDO
Drs. Sutanto Priyo Hastono, M.Kes

Wakil Rektor Bidang Non Akademik (Warek. Non Akademik) URINDO
Tiwi Nurhastuti, SE, M.Kom

Kepala Bagian (Kabag) Kemahasiswaan URINDO
Ahdun Trigono, SKM, M.Kes

Hidrogen Sulfida


Hidrogen Sulfida adalah gas yang lebih berat dari pada air dan tidak larut dalam air.
Karena propertinya itulah gas ini tenggelam ke dasar laut dan banyak gas sama yang terbentuk mengompres sesama gas itu lalu terciptalah sebuah lapisan membentuk seolah sebuah sungai.

inilah penjelasannya dari Anatoly Beloshchin, sang fotografer yang menyelam di Cenote Angelita, Meksiko:
"Kami menyelam di kedalaman 30 meter melewati air tawar lalu 60 meter melewati air asin - laut.
Saya melihat sebuah sungai, komplit dengan pulau, pohon tumbang dan dedaunan yang jatuh.
Namun sebenarnya, fitur ini terbentuk oleh lapisan Hidrogen Sulfida (H2S)"



'Sungai' Bawah Laut Mexico Berbahaya
Gas hidrogen sulfida (H2S) di 'sungai jadi-jadian' itu tidak membahayakan manusia.
Rabu, 10 Maret 2010, 15:52 WIB
Ismoko Widjaya
lapisan gas mirip sungai di dalam laut, Cenote Angelita, Mexico (Anatoly Beloshchin)


VIVAnews - Fenomena 'sungai' di dalam laut Mexico dikhawatirkan bisa membahayakan biota laut. Meski masih dalam penelitian, gas hidrogen sulfida (H2S) di 'sungai jadi-jadian' itu tidak membahayakan manusia.

"H2S itu bersifat asam, apabila bercampur dengan air laut atau garam yang terkandung dalam air laut, maka gas itu bisa berbahaya bagi biota laut, namun tidak berbahya bagi manusia," kata Menristek Suharna Surapranata kepada VIVAnews.

Hal itu disampaikan Suharna Surapranata dalam pembukaan di The 4th GEOSS Asia – Pacific Symposium, Denpasar, Bali, Rabu 10 Maret 2010,

Kendati demikian, Suharna mengakui fenomena alam itu merupakan bagian dari vulkanologi atau studi tentang gunung berapi, lava, magma dan fenomena geologi yang berhubungan.

"Di Indonesia memang belum pernah terjadi, namun sangat mungkin fenomena itu terjadi karena hal itu merupakan fenomena alam, dan sejauh ini penelitian tentang sungai bawah laut belum selesai, dan masih melakukan pemetaan tematik," jelasnya.

Seperti diketahui, 'sungai' bawah laut yang terjadi di perairan perairan Cenote Angelita, Mexico, pada kedalaman 60 meter itu bukanlah sungai sebenarnya.


Warna kecoklatan seperti air sungai itu merupakan lapisan gas hidrogen sulfida. Namun warna kecoklatan itu bukan berasal dari air tawar.

Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfide atau H2S. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Suasana dalam laut itu mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan. Ada pohon lengkap dengan dedaunan jatuh berguguran.



Laporan : Peni Widarti | Bali